
SIMULASI KALKULATOR ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) GUNA MEMENUHI KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA
SIMULASI KALKULATOR ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) GUNA MEMENUHI KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA
Rezzy Eko Caraka1, Puti Cresti Ekacitta2
1 Departemen Statistika, Universitas Diponegoro, Semarang.
2)Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Abstrak
Ketahanan Energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh gejolak regional maupun internasional. Menjadi negara maju, Indonesia harus dapat mendorong sektor industri sebagai penggerak perekonomian negara. Kebutuhan energi di sektor industri dan komersial diprakirakan tetap mendominasi untuk jangka panjang. Sebagai sektor penunjang pergerakan perekonomian, sektor transportasi juga terus meningkat.Konsumsi energi menurut jenis selama tahun 2000 sampai dengan 2015 masih didominasi oleh BBM (avtur,avgas,bensin,minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar). Permasalahan energi yang terjadi saat ini adalah dibutuhkan alternatif baru yang dikenal sebagai energi baru terbarukan (EBT). Berdasarkan analisis dengan single exponential smoothing (SES) dengan menggunakan = 0.359680 dapat disimpulkan bahwa perencanaan energi perlu dilakukan supaya dapat menjamin ketersediaan energi dengan harga terjangkau untuk jangka panjang. Potensi energi terbarukan seperti tenaga air,panas bumi, angin, surya, samudera, maupun biomasa dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi permintaan energi yang semakin tinggi. Berdasarkan skenario dasar, penyediaan EBT meningkat dengan pertumbuhan lebih dari 14% per tahun atau meningkat lebih dari enam kali lipat dari 102 juta SBM pada 2012 menjadi 629 juta SBM pada 2035. Pada 2012, sebagian besar dari EBT dipenuhi oleh dari biomasa, diikuti oleh tenaga air, panas bumi, dan BBN. Namun pada akhir periode 2035, panas bumi untuk pembangkitan listrik akan menjadi EBT utama, disusul secara berturut turut oleh hidro, BBN, dan biomasa. Jenis EBT yang lainnya seperti CBM, CTL, angin, tenaga surya, nuklir, dan kelautan yang sebelumnya tidak muncul di tahun 2015 mulai mengisi bauran energi nasional, walaupun persentasenya masih kecil.
Kata Kunci: Ketahanan energi, energi baru terbarukan (EBT), scenario, single eksponential smoothing (SES), Kalkulator energi
- PENDAHULUAN
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, UUD Tahun 1945 melalui pasal 33 telah mengamanatkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar – besarnya demi kemakmuran rakyat. Salah satu kekayaan alam yang memiliki nilai strategis bagi pembangunan nasional secara berkelanjutan adalah energi. Indonesia kaya akan berbagai jenis energi baik yang berbasis fosil maupun nonfosil. Saat ini penggunaan energi di Indonesia hanya bergantung pada energi fosil saja seperti BBM, karena itu cadangan energi fosil nasional bahkan dunia sangat terbatas dan lambat laun akan habis.
Jika kita melihat lebih jauh ke potensi energi terbarukan, Indonesia masih dianugerahi berkah luar biasa. Hal ini bisa dilihat dengan melimpahnya sinar matahari (Tenaga surya), geografis Indonesia sebagai negara maritim (Tenaga air), hingga banyaknya gunung berapi (energi panas bumi). Potret ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan (fosil), khususnya minyak bumi dapat dilihat pada Bauran Energi Indonesia. Pada tahun 2006 minyak bumi masih mendominasi bauran energi primer nasional (52%). Respon terhadap situasi ini telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Target bauran energi nasional,yang mana, bauran energi nasional .akan mengalami perubahan dan lebih mengutamakan pada energi terbarukan.
Ketergantungan perekonomian nasional terhadap minyak dan gas bumi sebagai andalan sumber penerimaan negara harus segera dikurangi mengingat ketersediaan, potensi dan sumber daya minyak dan gas bumi sudah semakin menipis, disisi lain Indonesia memiliki variasi ketersediaan potensi dan sumber daya energi lain seperti batubara. Penelitian terakhir yang dilakuan oleh Caraka dan Yasin (2014), gas bumi memiliki potensi besar untuk dikembangkan, untuk itu pemerintah dalam rangka mendukung perencanaan pasokan gas untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan menetapkan kebijakan yang mendukung dan menetapkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional serta memprioritaskan pemanfaatan melalui kebijakan penetapan alokasi dan pemanfaatan gas bumi dalam negeri. Produksi gas bumi masih belum optimal, saat ini hanya mampu diproduksi 1500 mmscfd (Milion Metric Standard Cubic Feet Per Day). Kalau saat ini industri meminta pasokan gas lebih dari 2000 mmscfd maka hanya mampu menyumbang 75% dari kebutuhan industri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan industri pemerintah harus mencari sumber energi gas alternatif.
Kondisi penggunaan energi fosil seperti minyak bumi pada tahun 2013 mencapai 46 %, gas bumi menyumbang sebesar 18 %, dan batubara sebesar 31%. Sementara penggunaan energi baru terbarukan masih sangat kecil sebesar 5 %. Padahal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan penggunaan energi baru terbarukan untuk tahun 2025 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional sebesar 23 %, penggunaan minyak bumi sebesar 25 %, batu bara sebesar 30 % dan gas alam sebesar 22 % (Handbook of Energi & Economic Statistics of Indonesia KESDM, 2014). Sedangkan kebutuhan energi saat ini masih didominasi oleh energi fosil, menurut Handbook of Energi & Economic Statistics of Indonesia (KESDM 2014) ketersediaan jumlah energi untuk minyak bumi sebesar 612 juta SBM, batubara 411 juta SBM, gas bumi 243 juta SBM , untuk jumlah energi baru terbarukan : tenaga air 43 juta SBM, panas bumi 15 juta SBM, dan bahan bakar nabati 5 juta SBM.
Dalam kondisi seperti itu kebijakan konservasi dan diversifikasi energi yang telah dicanangkan oleh pemerintah merupakan kebijakan yang tepat untuk diterapkan di Indonesia. Oleh karenanya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai komplementer energi berbasis fosil , bersifat mutlak untuk terus dilaksanakan. Guna mendukung kebijakan ini, hal penting yang perlu terus diupayakan adalah konsistensi, komitmen, dan perubahan mindset dari pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bahwa sumber energi bukan hanya BBM atau batu bara atau gas saja, melainkan juga air, gelombang laut, angin, matahari, panas bumi, bahan bakar nabati, nuklir dan limbah sampah.
- DAFTAR PUSTAKA
BPPT.2014. Outlook Energi Indonesia 2014.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,Jakarta.
Calculator2050.esdm.go.id/pathways
Caraka, R.E., Yasin, H. 2014. Prediksi Produksi Gas Bumi Dengan General Regression Neural Network (GRNN). Department of Statistics University of Padjadjaran. National Seminar Statistics IV “ Implementation Statistics in the Exploration Energy”. 1 November 2014 ISSN : 2087-2590 pp: 270-277
Inside,Pgn. 2013.Pengelolaan sumber daya alami strategis Indonesia – gas bumi, Edisi Khusus 59, 10-13
KESDM.2014.Handbook of Energi and Economic Statistic of Indonesia.KESDM.Jakarta
Tumiran.2013.Road Map Menuju Kedaulatan Energi. Dewan Energi Nasional. Jakarta
Selengkapnya bisa diunduh pada STATISTIKA: FORUM TEORI DAN APLIKASI STATISTIKA atau RESEARCHGATE